Gunung Bromo
merupakan salah satu wisata alam yang sangat indah yang ada di Indonesia
karena kita bisa melihat matahari terbit. Gunung bromo berasal dari bahasa
Sansekerta/Jawa Kuno yaitu Brahma yang berarti seorang Dewa Utama Hindu. Gunung
Bromo terletak di Jawa Timur khususnya terletak di Taman Nasional Bromo Tengger
Semiru (TNBTS) ditimur Kota Malang.
Wilayah TNBTS
terletak pada rangkaian pegunungan berapi yang merupakan pegunungan yang
terbentang sepanjang Pulau Jawa. Dibagian utara di pegunungan Tengger terdapat
Kaldera Tengger yang sangat indah dan menarik, garis tengahnya mencapai 8-10
kilometer. Sementara dindingnya yang terjal dengan ketinggian antara 200-700
meter.dasar Kaldera Tengger berupa lautan pasir seluas 5.290 ha.
Didalam
Kaldera Tengger tersebut terdapat Gunung Bromo (2.392 Meter), Gunung Batok
(2.470 Meter), Gunung Kursi (3.392 Meter), Gunung Watangan (2.601 Meter) dan
Gunung Widodaren (2.600 Meter). Sebagai objek wisata, Gunung Bromo menjadi
wisata yang menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif
pada wakttu tertentu mengeluarkan asap dan letusan terbesar terjadi pada tahun
1974 dan pada tahun 2010. Gunung Bromo yang berada pada ketinggian 2.392 meter
diatas permukaan laut, memiliki keistimewaan geografis yang berada di empat
wilayah, yaitu Kabupaten Probolinggo, Kebupaten Pasuruan, Kabupaten lumajang
dan Kebupaten Malang. Bentuk tunuh Gunugn Bromo bertautan antara lembah dan
ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas 5.250 hektar dengan posisi pada
ketinggian ± 2.100 meter dari permukaaan laut.
Disamping itu
TNBTS mempunyai ekosistem sub montana-montana dan sub-alphin dengan pohon-pohon
yang besar dan berusia ratusan tahun. Beberapa jenis tumbuhan yang tumbuh subur
antara lain jamujuv(Dacrycarpus imbicatus), cemara gunung (Casuarina sp.),
eidelweis (Anaphalis javanica) serta berbagai jenis anggrek dan rumput langka
(Styphelia pungieus). Selain itu, di TNBTS juga terdapat 137 jenis burung, 22
jenis mamalia dan 4 jenis reptilia. Sedangkan satwa langka dan dilindungi yang
terdapat di TNBTS antara lain yaitu Luwak (Pardofelir marmonata), Rusa (Cervus
temorensis), Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Kijang (Muntiacus
muntjak), Ayam Hutan Merah (Gallus gallus), Macan Tutul (Panthera pardus), Ajag
(Cuon alphinus), serta berbagai jenis burung seperti Alap-alap (Accipiter
virgatus), Rangkong (Bucerus rhinoceros silvestris), Elang Ular Bido (Spilomis
cheela bido), Srigunting Hitam (Dicrurus macrocercus), Elang Bondol (Haliastur
indus), dan Belibis (Dendrocygna) yang hidup di Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu
Kumbolo.
Adapaun di
sekitar TNBTS terdapat tempat tinggal masyarakat Suku Tenggeryang merupakan
suku asli dengan agama Hindu Tengger. Menurut legenda, asal usul Suku Tengger
tersebut berasal dari Kerajaan Majapahit. Mereka mengasingkan diri saat
Kerajaan Islam Demak melakukan serangan untuk mengembangkan agama islam.
Uniknya melijhat penduduk disekitar Suku Tengger tampak tidak ada rasa
ketakutan meskipun mereka mengetahui Gunung Bromo sangat berbahaya termasuk
juga wisatawan yang banyak mengunjungi TNTBS pada saat Yadnya Kasada atau
Upacara Kasodo. Upacara Kasodo merupakan sebah Ritual Tradisional yang membuat
Gunung Bromo menjadi tujuan destinasi utama setiap tahunnya.
Upacara Kasodo
biasanya digelar setiap tahun pada bulan purnama di bulan Desember atau
Januari. Adapuna asal-usul dari Upacara Kasodo adalah bermula sejak abad ke-15
bermula dari sebuah cerita tentang seorang puteri Roro Anteng yang meminpin
kerajaan Tengger dengan suaminya Joko Seger. Pasangan ini tidak mimilki anak,
oleh karena itu mereka berdoa dan memohon kepada dewa-dewa gunung untuk
diberikan anak.
Dari
permohonan mereka, dewa memberikan 24 orang anak dan mewajibkan mengorbankan
anak yang ke-25 untuk delempar ke gunung berapi. Permintaan dewa itupun
dilaksanakan , sihingga menjadi tradisi sampai saat ini. Rakyat Tengger
melakukan Upacar Kasodo dengan melemparkan hasil bumi kedalam kawah yang Bromo
sebagai ucapan syukur atas panen yang diterima dan sebagai permohonan yang
lebih melimpah di musim selanjutnya.